Pasisir Berbisik & Sunrise di Gunung Bromo


Gunung Bromo merupakan salah satu objek wisata di Jawa Timur yang menjadi primadona dan magnet kuat penarik kunjungan wisatawan. Gunung Bromo menyajikan panorama indah bagi siapapun yang datang untuk sekedar menyaksikan terbit dan tenggelamnya sang surya di ufuk jauh atau menggali kearifan budaya lokal. Meski bukan satu-satunya gunung yang indah di Jawa Timur, Gunung Bromo tetap menjadi destinasi primadona wisatawan lokal maupun mancanegara.

Sebagai salah satu gunung berapi yang masih aktif, Gunung Bromo memiliki sebuah kawah di puncak gunung. Kawasan yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini dikelilingi dengan lembah atar ngarai lengkap dengan lautan pasir yang sangat luas. Bahkan lautan pasir ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri di kawasan Gunung Bromo.

Di sini ada satu spot yang biasa disebut oleh penduduk lokal ataupun tourist guide setempat dengan istilah pasir berbisik. Hal ini dikarenakan di spot tersebut terdapat pasir yang sangat halus dan apabila tersapu oleh hembusan angin maka pasir-pasir itu akan menciptakan bebunyian tersendiri seolah-olah pasir tersebut berbisik di telinga kita.

Sebenarnya Bromo tidak hanya terdiri dari lautan pasir yang luas saja, tetapi jika kita mau sedikit ke selatan, di balik Gunung Bromo terdapat padang rumput atau sabana yang sangat luas dan indah dan kontras dengan pemandangan kering di sebaliknya. Ada sebutan unik untuk menggambarkan bukit-bukit hijau di selatan Gunung Bromo ini, yakni bukit Teletubbies. Pemandangan disini mirip dengan gundukan-gundukan bukit yang menjadi rumah Teletubbies. Sejauh mata memandang yang terlihat adalah bukit elok yang berselimutkan rumput hijau dan bunga liar.

Selain pemandangannya yang eksotis, di kawasan Gunung Bromo juga menyuguhkan legenda yang menarik. Konon pada jaman dahulu ketika kerajaan Majapahit mengalami serangan dari kerajaan lain, penduduk asli Majapahit kebingungan dan memutuskan untuk melarikan diri serta mencari tempat tinggal baru. Mereka terpecah menjadi beberapa bagian, ada yang melarikan diri ke Bali, ke Banyuwangi (Osing), serta ke kawasan Gunung Bromo. Itulah yang menjadi alasan kenapa masyarakat Tengger memeluk agama Hindu, yang merupakan agama warisan nenek moyang mereka bangsa Majapahit.

Bagi penduduk sekitar, Bromo dianggap sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada yang dilaksanakan pada tanggal 14 bulan Kasada dalam penanggalan Jawa kuno. Dalam upacara tersebut diadakan pemberkatan umat Hindu dan melarung sesaji di kawah Gunung Bromo. Pada saat upacara tersebut, adalah saat dimana puncak kepadatan wisatawan di Gunung Bromo.Panorama matahari terbit Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 


Aktivitas Yang Bisa Dilakukan di Gunung Bromo

Bromo – Tengger – Semeru Adventure
Bromo – Tengger – Semeru Adventure adalah kegiatan petualangan yang mengajak wisatawan untuk menjelajahi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dengan menaiki kendaraan 4WD. Kalian akan dimanjakan dengan pemandangan khas pegunungan lengkap dengan hutan dan areal perladangan yang indah. Lautan pasir dan padang sabana turut menjadi teman seperjalanan. Rasakan sensasi adrenalin yang mulai naik tatkala mobil 4WD yang kamu tumpangi mulai melewati rute-rute ekstrim. Di kawasan Gunung Bromo ada banyak operator yang menawarkan paket tur ini. Kamu tinggal memilih sesuai dengan keinginanmu.

Menikmati Pesona Matahari Terbit
Sunrise Gunung Bromo merupakan salah satu sunrise terbaik di Indonesia dan tersohor hingga mancanegara. Bahkan dalam buku Lonely Planet disebutkan bahwa kawasan Gunung Bromo merupakan tempat dengan pemandangan laksana di bulan. Menikmati matahari terbit di kawasan Gunung Bromo akan menjadi pengalaman yang sangat menakjubkan. Beberapa tempat yang bisa digunakan untuk melihat sunrise adalah di Bukit Penanjakan serta di Bukit B29. Pastikan saat menyaksikan sunrise kamu mengenakan jaket tebal karena udara subuh sangatlah dingin.

Mengunjungi Pura Luhur Poten
Untuk sampai ke Gunung Bromo, kamu harus menyeberangi lautan pasir yang terhampar luas. Nah, di tengah lautan pasir tersebut terdasap sebuah pura yang bernama Pura Luhur Ponten. Pura ini merupakan tempat sakral dan tempat peribadatan suku Tengger. Bangunan pura yang dipakai untuk memuja Dewa Brahma ini terdiri dari tiga zona yang bisa digunakan sebagai tempat sembahyang maupun tempat persiapan sebelum melangsungkan upacara adat dan upacara Yadnya Kasada. Sebelum mendaki anak tangga Gunung Bromo, kamu bisa singgah sejenak ke pura ini untuk mengambil gambar atau beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.

Bermain di Bukit Teletubbies
Bukit-bukit di sisi selatan atau di balik Gunung Bromo merupakan tempat yang tidak boleh kamu lewatkan saat berkunjung ke Bromo. Hamparan padang sabana yang luas akan memanjakan matamu setelah melewati lautan pasir yang penuh debu. Berada disini juga akan membangkitkan sedikit kenangan masa kecil kita tentang serial Teletubbies dengan bukit-bukit indah berwarna hijau yang menjadi tempat tingga mereka. Di sini kamu bisa berfoto sepuasnya dan bersantai sambil menikmati bekal yang dibawa. Kalau ingin mencari inspirasi maupun berkontemplasi, Bukit Teletubbies merupakan tempat yang tepat untuk melakukan itu semua. Lansekap alam yang indah mampu merangsang imajinasi liar kita untuk dituangkan dalam sebuah karya.

Berkuda
Untuk menyeberangi lautan pasir di kawasan Gunung Bromo ada beberapa cara yang bisa digunakan. Cara tercepat adalah dengan menyewa mobil Jeep. Tetapi jika ingin menikmati suasana sekitar dengan lebih santai, kamu bisa mencobanya dengan naik kuda tunggang. Tarif sewa kuda pun jauh lebih terjangkau dibanding dengan menyewa Jeep. Meski tidak bisa menunggang kuda kamu tak perlu khawatir, sebab sang pemilik akan mengantarmu hingga ke titik terakhir. Jika sedang tidak tergesa dan ingin lebih menikmati pesona Bromo dengan desiran angin yang menyapu lautan pasir dan merasakan udara sejuk khas pegunungan, maka berkuda adalah pilihan yang tepat untuk menikmati keindahan Bromo.

Menyaksikan Upacara Yadnya Kasada
Tidak hanya memiliki bentang alam yang indah, Gunung Bromo juga memiliki pesona budaya yang unik. Pada hari ke 14 bulan Kasada dalam penanggalan Jawa atau sekitar bulan Agustus – September, di Bromo selalu dilangsungkan ritual Yadnya Kasada. Upacara adat ini dilangsungkan oleh umat Hindu Tengger untuk memberikan persembahan kepada Sang Hyang Widhi dan para leluhur. Upacara yang berpusat di Pura Luhur Poten dimulai sejak tengah malam. Kemudian pada dini hari warga Tengger akan berduyun-duyun menuju ke puncak kawah untuk melemparkan beragam sesajen seperti sayuran, ayam, dan bahkan uang ke kawah Gunung Bromo. Upacara ini bersifat terbuka dan para wisatawan diijinkan untuk melihat dan bergabung dalam ritual tersebut. Namun pastikan kamu menjadi pejalan yang beretika dan tidak mengganggu umat yang sedang melakukan ritual.

Menyaksikan Pagelaran Jazz Gunung
Tiap pertengahan tahun (biasanya bulan Juni), di panggung terbuka Java Banana Bromo, Desa Wonotoro selalu dilangsungkan pagelaran Jazz Gunung. Festival musik setahun sekali yang dilangsungkan selama dua hari berturut-turut ini merupakan salah satu pagelaran jazz favorit di tanah air. Musisi jazz papan atas akan mempertunjukkan kebolehan mereka di tengah dinginnya udara Bromo. Meski terkurung gigil, festival ini selalu dipenuhi pecinta musik jazz yang datang dari seluruh penjuru nusantara. Kalau kamu ingin merasakan sensasi mendengarkan musik jazz yang berkolaborasi dengan pertunjukan semesta, maka kamu wajib datang ke Jazz Gunung.

Sumber : Maioloo.com